Notification

×

Iklan

Iklan

Musim Kemarau Dinas Pertanian NTT Target Tanam Jagung 40 Ribu Hektare di Beberapa Kabupaten

Kamis, 30 Maret 2023 | 7:43 PM WIB | Di Baca 0 Kali Last Updated 2023-03-30T12:00:55Z

 


Kadis Pertanian NTT Lucky F. Koli, Karo AP NTT Prisila Parera Kepala Stasiun BMKG Kelas II NTT Rahmattulloh Adji dan Kalak BNPN Ambros Kodo dalam ketrangan Pers Kamis (30/3)//Dok: Nixon Tae. 

Kupang,Timorexotic.com||  Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) Pemprov NTT melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT menargetkan menanam jagung  empat puluh ribu (40.000) hektare di musim kemarau 2023.


Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian NTT Lucky F. Koli saat jumpa pers di gedung kantor Gubernur NTT pada Kamis,(30/03/23).


"Jagung akan ditanam di Flores bagian timur, Alor, Pulau Timor, Rote, Sabu, Lembata, Flores bagian barat dan Sumba bagian barat. Semua skema yang disiapkan akan disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan masyarakat, sekaligus mempersiapkan sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat, misalnya alat pemompa air," ujar Lucky. 


Dampak perubahan musim dari musim penghujan ke musim kemarau Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT mengambil langkah antisipasi dengan mendorong petani di beberapa wilayah di NTT untuk menanam tanaman yang memiliki adaptasi terhadap kekeringan. 


"Karena kemarau itu di April, kita akan memanfaatkan musim tanam dua untuk mengisi produksi dengan jenis tanaman yang memiliki adaptasi terhadap kekeringan, tentu masyarakat juga sudah menyiapkan tanaman-tanaman yang cocok untuk musim kemarau," ucap Kadis Pertanian NTT Lucky F. Koli.


Lanjutnya, disarankan untuk wilayah-wilayah yang musim kemarau jatuh di bulan April untuk menanam kacang-kacangan terutama kacang hijau, kelor, sorgum dan jagung. "Komuditas-komuditas ini tahan terhadap kekeringan dan tanaman holikultura itu akan membantu ekonomi masyarakat, sebab walau hanya memerlukan sedikit air tetapi bisa menyediakan pangan sekaligus ekonomi, sedangkan kelor sekali tanam akan penen sepanjang 60 tahun kedepan," jelas Lucky. 


Ia menerangkan, Pemerintah Provinsi NTT saat ini sedang mengintervensi kekurangan gizi ibu hamil dan anak-anak stunting, dengan merekomendasikan menggunakan tepung kelor. "Ini kesempatan bagi kita untuk mengembangkan komuditas  tanaman kelor untuk membantu mensuplai kebutuhan bahan baku, dalam rangka memberikan makanan tambahan berbasis kelor," pungkas Lucky.


Disampaikannya, tanaman sorgum sangat tahan terhadap kekeringan dan dievaluasikan dengan ternak. Satu hektare menanam sorgum membutuhkan tujuh (7) kilo sorgum dengan harganya tidak mencapai seratus ribu (100.000). 


"Kita mendorong masyarakat untuk menanam sorgum, satu hektare sorgum bisa memelihara 7 ekor sapi, setiap hari sapi diberi makan 20 kg selama satu tahun. Hal ini sangat cocok di NTT karena sorgum tahan kekeringan," pinta Lucky. 


Lanjutnya, selain biji sorgum dimanfaatkan, batang-batang sorgum tersebut akan diberi makan ternak. 

Penulis: Nixon Tae 


 

×
Berita Terbaru Update