Dalam realita hidup kebanyakan orang bertindak sewenang-wenang dalam menjalankan tugas yang dikepercayaan kepada mereka sebagai pemimpin. Hal ini terjadi karena ada dua kemungkinan yakni ego mereka untuk menguasai orang lain dan ketidaktahuan mereka akan figur mana yang akan mereka teladani dalam memimpin. Berlandaskan persoalan yang dihadapi dalam menjalankan tugas kepemimpinan maka dalam tulisan ini akan mengedepankan Yesus Mesias sebagai panutan dalam memimpin.
Yesus Mesias adalah salah satu figur yang diimani oleh umat kristen sebagai anak Allah yang diurapi dan diutus ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Pengakuan mereka terhadap Yesus Mesias sebagai figur yang dipilih untuk menyelamatkan manusia di dunia karena diantaranya adalah Ia diutus oleh Allah Bapa dan lainnya adalah bertolak dari arti nama-Nya sendiri. Arti nama “Yesus” dan “Mesias” berasal dari berbagai bahasa sebagai berikut.
Nama “Yesus” berasal dari bahasa Latin “Iesus”, dari bahasa Yunani Ἰησοῦς (Iēsoûs), dari bahasa Ibrani יְהוֹשֻׁעַ (Yĕhōšuă', Yosua) atau bahasa Aram יֵשׁוּעַ (Yēšûă'). Sebutan Yesus yang berasal dari berbagai bahasa ini memiliki arti yang sama yakni menyelamatkan. Kata Mesias berasal dari istilah kata Ibrani mashiach yang artinya adalah “yang dipilih” atau “yang diurapi”. Jadi, orang "yang diurapi" adalah seseorang yang mempunyai panggilan istimewa dari Allah. Dalam bahasa Yunani, istilah Mesias itu artinya Christos atau dalam bahasa Indonesia Kristus. Nama “Kristus” adalah sama dengan “Mesias”.
Yesus Mesias sebagai panutan bagi kepemimpinan masyarakat karena bertolak dari arti nama-Nya dan perbuatan-Nya yang menunjukan bahwa Ia adalah figur yang perlu diteladani dalam memimpin. Contoh perbuatan yang patut diteladani dari Yesus Mesias sebagai pemimpin yang baik terungkap dalam teks Yoh 13:1-30 yang mengatakan tentang Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya. Peristiwa Yesus membasuh kaki para murid-Nya menunjukkan bahwa Ia sebagai pemimpin yakni Guru dan Tuhan yang merendahkan diri untuk melayani sebagaimana seorang hamba. Oleh karena itu, bagi kepemimpinan masyarakat perlu meneladani Yesus Mesias sebagai panutan dalam memimpin dengan prinsip dipilih untuk melayani bukan untuk dilayani.
Penulis : Adrianus Berek
Mahasiswa Fakultas Filsafat UNWIRA-Kupang
