Notification

×

Iklan

Iklan

Petani Dihimbau Jangan Menanam Pada Situasi Hujan Kurang Menentu

Senin, 03 Oktober 2022 | 10:56 PM WIB | Di Baca 0 Kali Last Updated 2023-01-12T17:55:16Z
Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana, Rahmattulah Adji didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Lecky Frederich Koli dan Karo Adpim Setda NTT, Prisila Parera saat memberikan keterangan pers di Lobi Kantor Gubernur NTT, Senin, (03/10/22).

Kupang,Timorexotik.com|| Masyarakat Nusa Tenggara Timur dihimbau untuk tidak melakukan penanaman pada situasi hujan yang kurang menentu, hal itu demi menjaga agar masyarakat tidak mengalami gagal tanam dan gagal panen. 

Terlihat dari situasi saat ini curah hujan di daerah-daerah yang ada di Nusa Tenggara Timur terdapat daerah yang curah hujannya cukup banyak dan ada daerah yang curah hujannya rendah. 

Rahmattulah Adji Kepala Stasiun Klimatologi NTT pada jumpa pers bersama para awak media di Loby Kantor Gubernur NTT, Senin, (03/10/22) menyampaikan bahwa, berdasarkan pantauan analisis BMKG curah hujan di bulan September telah terjadi curah hujan yang terjadi di wilayah NTT, dengan kondisi curah hujan rendah, menengah dan curah hujan tinggi.

"Seperti di wilayah Labuan Bajo atau Ruteng, kemudian Borong, beberapa wilayah di Flores bagian barat dan wilayah di sekitar Soe (TTS) telah mengalami curah hujan yang menengah," jelas Adji.

Ia melanjutkan bahwa mengenai dengan hari tanpa hujan, dari monitoring BMKG telah terjadi hujan mulai dari kategori sangat pendek, pendek dan menengah, terdapat juga beberapa titik yang curah hujannya masih cukup panjang dan lebih dari 60 hari, seperti yang ada di Sabu, Pulau Rote dan untuk pulau Timor berada di wilayah Oebelo yang curah hujan panjang.

Persoalan mengenai situasi saat ini telah memasuki musim hujan atau belum, maka dilihat dari kriteria yang digunakan oleh BMKG seperti, suatu wilayah dikatakan masuk musim penghujan, bila dalam satu dasar (10 hari) yaitu yang terukur 50 mm atau lebih dan diikuti dengan dua dasar yang berikutnya, artinya dalam satu bulan kurang lebih 150 mm, jika demikian baru wilayah tersebut dikatakan memasuki musim penghujan.

"Prediksi kita untuk masuk awal musim penghujan itu dimulai dari bulan Oktober hingga bulan November, sedangkan untuk wilayah daratan Timor akan terjadi pada November awal dan akhir, kita akan selalu update di setiap sepuluh harinya dan setiap bulan akan menerbitkan buku yang namanya analisis dan evaluasi curah hujan bulanan dan perkiraan hujan tiga bulanan," papar Adji.

Pada awal diprediksi adalah wilayah Ruteng dan yang selama ini di kenal adalah daerah basah, akan terjadi pada Oktober tiga dan daratan Flores di sekitar Maumere, Larantuka, Lewoleba, Malabahi akan terjadi hujan pada bulan November.

Untuk terjadi kondisi angin kencang, curah hujan ekstrim yang di kwatirkan pada masa-masa transisi, sedangkan untuk saat ini dikatakan masa peralihan musim, walaupun dilihat dari pola angin masih dominan dari arah timur. 

"Tolong diperhatikan kondisi kejadian cuaca ekstrim di masa-masa peralihan, karena itu biasanya sering terjadi putingbeliung, terjadi pecahan tanah dan tiba-tiba terjadi hujan, untuk saat ini sudah memasuki masa-masa peralihan maka masyarakat perlu perhatikan situasi seperti saat ini," pungkas Adji. 

ebih lanjut disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Lecky Frederich Koli mengimbau agar masyarakat Nusa Tenggara Timur terus mengikuti informasi yang keluarkan oleh Klimatologi NTT, sehingga tidak terjadi gagal tanam dan gagal panen.

Masyarakat perlu bijak melihat fenomena alam ini sehingga ketika informasi dari BMKG menjadi referensi utama untuk bisa melakukan penanaman, sampai pada pengen sekaligus menghindari kerugian yang lebih besar akibat kesalahan membaca situasi alam. 

"Penanaman jelas dilakukan pada musim penghujan yang telah memenuhi kriteria BMKG dan itu akan terjadi dan di mulai dasarian ketiga bulan Oktober, mulai tanggal 20 hingga seterusnya sudah bisa masuk musim penghujan, sehingga petani sudah bisa melakukan penanaman," tutup Kadis Pertanian NTT. (Nixon Tae) 

×
Berita Terbaru Update