Bertempat di Stadion Oepoi Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Jumat (28/10/2022).
Acara tersebut diikuti 34 Provinsi Se-Indonesia, juga dihadiri oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Wakil Gubernur Josef A. Nae Soi, Ketua LP3KN Adrianus Eliasta Meliala, Ketua Wali Gereja Indonesia Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Agung Kupang Mgr. Petrus Turang, Para Imam dan Biarawati, serta ribuan umat katolik dan juga umat lintas agama yang hadir memenuhi seluruh tribun stadion.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutannya saat pembukaan tersebut menyampaikan bahwa, atas nama pemerintah dan masyarakat NTT, dirinya mengucapkan selamat datang bagi seluruh peserta dan tamu yang hadir dalam acara tersebut.
"Saya sebagai gubernur dan wakil gubernur menyampaikan selamat datang kepada saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air. Dari sabang sampai merauke, dari Miangas sampai pulau Rote. Kita bersyukur kepada Tuhan karena kita masih diperkenankan untuk menjalankan kehidupan kita sampai hati ini. Kita adalah sebagian manusia yang terseleksi alam karena covid-19. Karena itu kota harus bersyukur bahwa kita masih dipercayakan oleh Tuhan untuk menjalankan seluruh kewajiban kita sebagai manusia di bumi ini dan antara lain pada malam hari ini, kita akan melakukan sebuah pesta yang luar biasa. Dan menurut saya hari ini di Indonesia, seluruh mata memandang malam ini di tempat ini karena satu-satunya acara nasional hanya ada di Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang,"ungkap Gubernur NTT.
Lanjut Gubernur VBL, kita melaksanakan Pesta Paduan Suara Gereja Katolik Nasional II, Nusa Tenggara Timur Kota Kupang. Tentunya kalau orang bernyanyi pasti hatinya gembira. Tidak ada orang bernyanyi sambil hatinya penuh dendam dan dengki. Hati yang gembira adalah obat bagi kita semua. Semangat yang patah mengeringkan tulang.
"Bernyanyi untuk kita melahirkan sebuah perkuatan, persatuan. Kita memiliki semangat yang sama, energi yang sama untuk melahirkan produktivitas dalam semangat kebinekaan kita, Kita bersyukur bahwa dalam semangat keindonesiaan kita, kita tidak lagi melihat perbedaan kita sebagai suatu yang memisahkan. Tapi itu adalah bagian tubuh, anggota tubuh yang tidak bisa dipenggal satu per satu. Kita satu walaupun berbeda, beragam tetapi menjadi kekuatan, energi yang besar dalam membangun bangsa ini,"ucap Gubernur Viktor.
Ia menerangkan bahwa dirinya tidak menyukai bila disebut sebagai minoritas atau mayoritas, sehingga tidak adanya rasa saling cemburu ditengah-tengah masyarakat, sebab bangsa ini dibangun dengan kerja sama yang kuat.
"Karena itu, saya sebagai seorang Kristen, saya paling tidak suka kalau saya bilang saya minority. Saya anak Bangsa Indonesia tidak memandang minority dan majority. Saya harapkan semuanya begitu. Supaya jangan ada yang merasa ada majority dan minority. Kita semua anak Bangsa Indonesia, membangun Indonesia,"pungkas Viktor.
Hari ini kita berkumpul di sini untuk menyuarakan itu dalam semangat Pesparani Gereja Katolik Nasional II. Kata Gubernur Viktor, lomba nyanyi tapi menyanyi dengan melodi yang indah simponi yang menyatukan kita. Keragaman dalam warna-warni yang membuat kita menjadi satu. Itulah harta kekayaan terbesar dari bangsa ini.
"Sebagai gubernur tentunya saya sangat gembira karena begitu banyak hari ini saudara-saudari saya yang hadir di kota ini. Menikmati Nusa Tenggara Timur, keindahan Nusa Tenggara Timur. Provinsi ini adalah provinsi kepulauan,"pungkasnya.
Pulau Timor salah satu pulau yang luar biasa di dunia. Ada pulau kecil tetapi dua negara di dalamnya, yaitu Democratic Timor Leste dan Negara Indonesia. Belum pernah ada di dunia pulau kecil dua negara di dalamnya. Hanya ada di Pulau Timor. Hal itu disampaikan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat menyampaikan sambutannya dalam pembukaan Peparani Katolik II Tingkat Nasional di Kota Kupang.
Penulis: Febro Kapitan
Editor : Nixon Tae